Monday, February 25, 2008

Berjuang Untuk Memaafkan



Hujan datang sewaktu-waktu. Memang ada tanda-tanda yang terlihat ketika fenomena alam ini hendak terjadi. Akan tetapi sulit untuk memprediksi apakah besok akan hujan atau tidak. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mencoba terus menginformasikan prediksi-prediksinya. Tetapi pengalaman yang ada kita tidak selamanya bisa meyakini prediksi lembaga fungsional satu ini. Semuanya masih saja tidak menentu.

Begitu pula yang saya rasakan, ketika menghadapi suatu upaya untuk memaafkan. Memang mudah aja berkata "ya...saya maafkan kamu". Namun sulit sekali untuk menghilangkan rasa-rasa yang menyertai saat kita hendak memaafkannya. Entah dendam, sakit hati, keegoisan untuk memaklumi, atau rasa-rasa yang lain. Sepertinya situasi tidak bersahabat dengan kita. Semuanya mengambang dan tidak menentu. Walaupun sebenarnya yang bisa menentukan adalah diri kita sendiri.

Saya teringat dengan apa yang pernah ditulis oleh Milan Kundera, seorang sastrawan kelahiran Ceko, mengatakan "perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa". Jika saya renungkan hampir sama kejadiannya dengan berjuang untuk memaafkan. Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan memaafkan melawan dendam, sakit hati, dan kemauan untuk memaklumi.

Berat memang, dan mungkin juga mission imposible. Berjuang melawan "kedagingan" diri kita sendiri. Tapi tidak ada salahnya kita mencoba untuk memaafkan, walau mungkin hanya dipikiran. Sekiranya tidak ada yang berkurang dari diri kita. Positive thinking and put off your revenge.

3 comments:

Anonymous said...

Berjuang untuk memaafkan..klo pas lebaran idul fitri pas banget tuh momentnya,,

Trus hubungannya berjuang untuk memaafkan dengan Badan Meteorologi Dan Geofisika apa dong...?

Klo prediksi ramalan hari ini nggak hujan ,eh teryata hujan deres..
berarti pawangnya kurang sesajen tuh..!!hehehehe

Anonymous said...

opha oh opha ....
jaka sembung minum susu
ra nyambung su .....

Anonymous said...

royalty lek kok potoku neng kono