Sunday, December 16, 2007

Yang Tertinggal dari Sea Games XXIV


Sea Games XXIV, yang di gelar di Thailand pada penghujung tahun 2007, telah usai dan meninggalkan beberapa catatan sejarah baru. Thailand keluar sebagai juara umum, diikuti Malaysia, Vietnam, Indonesia dan Singapura. Pemeringkatan yang di ukur perolehan medali dari beberapa cabang olah raga yang dipertandingkan, pada prakteknya telah menciptakan semangat membara dari 11 negara kontestan untuk membawa keharuman nama Bangsamasing-masing.

Tak luput para atlet-atlet dan oficial pengawal merah putih, bertanding dan berkompetisi menjadi yang terbaik di perhelatan akbar olah raga Asia Tenggara. Banyak prestasi yang telah terukir, namun tidak sedikit pula yang menuai hasil kurang memuaskan, alias tidak memenuhi target. Entah kekurangpahaman akan perkembangan atlet lawan, atau persiapan yang tidak maksimal, bahkan mungkin juga terlalu percaya diri hingga membuat target yang muluk-muluk.

Tapi yang pasti, dalam olah raga mempunyai sebuah hukum klasik. Bila satu kelompok ada yang menang, pasti ada kelompok lain yang harus merasakan kekalahan. Sportifitas harus dijunjung tinggi. Jika lawan lebih baik, pengakuan harus muncul dari pihak yang kalah.

Menyimak prestasi yang telah ditorehkan oleh Kontingen Indonesia di Sea Games 2007 lalu, ada beberapa hal yang penulis cermati, antara lain :

  1. Posisi keempat adalah sebuah prestasi, meskipun Indonesia pernah merajai dalam event ini. Hal ini menandakan beberapa pertanyaan-pertanyaan, sebenarnya apakah terjadi peningkatan kualitas pembinaan olah raga di negara-negara lain, atau mungkin pembinaan oleh raga di tanah air yang menunjukkan tidak ada perkembangan (stagnan) bahkan mungkin pula mengalami kemunduran. Ini hal yang perlu direnungkan.
  2. Pengupayaan prestasi harus lahir dari pembinaan yang berkesinambungan. Pembinaan yang berkesinambungan butuh tata-kelola dan kinerja yang terstruktur, terprogram dan mentalitas pembina yang memang fokus terhadap pembinaan prestasi olah raga. Memang tidak mudah melakukan hal tersebut, butuh kerja keras dan pengorbanan. Jika terjadi penurunan prestasi, ada yang perlu dibenahi dalam pembinaan olah raga. Baik faktor teknis maupun nonteknis dalam cabang olah raga itu sendiri.
  3. Pemberian bonus bagi para atlet berprestasi, adalah sebuah pola tindak pemerintah yang perlu dicungi jempol. Penghargaan bagi atlet yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa harus dilakukan. Akan tetapi, misi ini harus direalisasikan dengan sungguh-sungguh. Penghargaan yang diberikan bisa saja menjadi motivator untuk terus berprestasi, sekaligus menumbuhkan luka baru jika tidak direalisasikan dengan "benar".

No comments: